Selasa, 21 Maret 2017

Konstruksi Media

Konstruksi Media
Admin
Selasa, 21 Maret 2017

Konstruksi Media

Media Massa mengalami perubahan dari institusi edukasi menjadi institusi produksi. Sehingga visi media berubah dan membuat media bermasalah. Media merupakan agent of change namun juga sebagai agent destroyer yang memicu masalah.


A.   Mistisme Dan Tahayul

Tayangan mistik menjadi mainstream yang berarti televisi menayangkan acara mistis merupakan refleksi sosiologis yang dibutuhkan masyarakat dan membentuk konstruk sosial.
1.      Macam-macam tayangan mistis dan tahayul:
a. Mistik-semis sains, film mistis yang merupakan fiksi ilmiah. Tidak rasional namun memiliki kemungkinan kebenaran ilmiah.
b. Mistik-Fiksi, hiburan tidak masuk akal yang bertujuan menciptakan suasana.
c. Mistik-Horor, mistik eksploitasi dunia lain yang berhubungan dengan makhluk astral dan supranatural.
2.      Bahaya tayangan mistik dan tahayul
Setiap pemberitaan media massa memiliki efek media bagi konsumen media, salah satu efek media tersebut adalah efek keburukan yang dialami oleh masyarakat. Efek buruk selain berdampak pada kerusakan kognitif terutama anak-anak juga berbahaya pada kerusakan sikap dan perilaku. Kerusakan sikap seperti pembenaran terhadap konsisi hidup irasional, toleransi keburukan, dengki, iri hati, dan pesimif terhadap sikap mental serta penyakit hati.

B.    Pelecehan Seksual Dan Pornomedia

1.      Berawal dari Wacana Seks
Tubuh perempuan sebagai objek porno, lebih lama menjadi polemik karena adanya dua kutub dalam menilai tubuh manusia sebagai objek seks
Pertama: kelompok yang memuja-muja tubuh sebagai objek seks, sumber kebahagian, kesenangan, keintiman, status sosial dan seni
Kedua : kelompok yang menuduh seks sebagai objek / subjek dari sumber malapetaka bagi kaum perempuan itu sendiri.
2.      Pergeseran Konsep Pornografi
Awalnya sebelum masyarakat terbuka, tindakan pencabulan disebut dengan porno, kemudian ketika ide-ide porno tersebut dituangkan dalam media cetak/visual, maka istilah pornografi menjadi seing digunakan hingga berkembang media yang ada, istilah pronografi berubah konsep menjadi porno media
Istilah yang sering digunakan :
1. Pornografi, gambar atau perilaku pencabulan yang lebih bnayak menunjukan tubuh / alat kelamin manusia dan pornografi ini biasanya diperoleh dalam bentuk foto, poster, lilflet, video, dan sebagainya.
2. Porno teks, karya pencabulan yang ditulis sebagai naskan cerita/berita dalam berbagai versi.
3. Pornoduara, suara yang diucapkan baik secara halus/vulgar untuk merayu seksual
4. Pornoaksi, penggambaran aksi/gerak tubuh dangan penonjolan tubuh yang dominan yang memeberi rangsangan seksual.
5. Pornomedia, delam konteks media massa, poin-poin yang disebutkan sebelumnya saling berkaitan dipornomedia meliputi realitas porno yang diciptakan media.

3.      Konstruksi Sosial Pornomedia
Sosial media mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam mengkonstruksi agenda pemberitaan di masyarakat. Media menyebarkan informasi yang sangat cepat, luas, serentak, suddenly, dan dapat mengkonstruksi citra yang amat berkesan terhadap objek pemberitaan. Ketika pornomedia digunakan sebagai obek, maka informasi tersebut tersebar begitu cepat dan mengkonstruk pengetahuan masyarakat yang melalui tiga proses, pertama, eksternalisasi terhadapa objek dan proses pencabulan terjadi dengan cepat akibat dari penyesuaian diri. Kedua, objektivitas dimana masyarakat informasi terbuka dengan pola-pola interaksi. Ketiga, proses internalisasi dimana masyarakat teobjektivitas dengan pornomedia.

C.   Kekerasan Perempuan Di Media Massa

1.      Citra Kekerasan Perempuan
konstruksi media melalui titik fokus, karena posisi perempuan menjadi sumber inspirasi dan juga tambang uang yang tidak ada habis-habisnya.
2.      Kekuasaan Laki-Laki Atas Perempuan
Di dunia media massa budaya pariarki sangat kental terasa kekuasaan laki-laki sangat kental didalamnya. Bisa dikatakan inilah bentuk new media yang mengkapitalisasi tubuh wanita. Kita bisa ambil cotoh kasus mengenai banyak iklan. Banyak bertebaran tubuh wanita yan dipampang sebagai bahan iklan, dengan tujuan apa agartubuh yang dikatakan seksi dalam kacamata-mainstream itu bisa menarik para lelaki. Budaya maskulinitas menguasai media dan secara tidak langsung melakukan eksploitasi terhadap tubuh perempuan.

D.    Pembunuhan Karakter

Sering terjadi dalam media massa bahwa mereka melakukan pengadilan media massa. Dimana mereka memberikan seseorang telah melakukan kejahatan tanpa adanya konfirmasi. Dampak dari kegiatan semacam ini sangat berbahaya bagi nama baik keduanya keluarga korban, apalagi jika pemberitaan sudah berskala internasional, maka nama baik negara tersebut dapat tercoreng. Ketidaktahuan media dengan kualitas dari jurnalis menjadi salah satu faktor terjadinya kejahatan ini.

E.    Tayangan Dan Pemberitaan Yang Tidak Bermutu

Media massa jelas-jelas menyebarkan konten kekerasan, porno-media, maupun sering melakukan pembunuhan karakter terhdap seseorang, yang acap kali menayangkan atau memeberitakana informasi-informasi yang tak bermutu, dan tidak bermanfaat bagi masyatakat. Hal tersebut tentu sangat berbahaya bagi masyarakat. Namun tentu orang media memiliki jawaban untuk persoalan-persoalan tersebut. Sehingga mereka menjadi media yang kapitalis.




Close Comments