Jumat, 24 Februari 2017

Hakikat Komunikasi Antarpersonal

Hakikat Komunikasi Antarpersonal
Admin
Jumat, 24 Februari 2017

Hakikat Komunikasi Antarpersonal


Komunikasi merupakan sesuatu yang penting karena manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Ada beberapa sebab yang mendorong manusia untuk berkomunikasi antara lain; mempengaruhi orang lain, membangun, mempertahankan hubungan atarpersonal, memperolah pengetahuan, membantu orang, dan komunikasi untuk bermain. Melalui komunikasi manusia juga dapat memperoleh relasi, informasi bahkan eksistensi. Ada berbagai cara bagi manusia untuk berkomunikasi yaitu secara verbal maupun nonverbal. Tercatat dalam “The Boston Globe” bahwa saat ini manusia di dunia memakai hingga 6900 bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa tersebut juga terdiri dari berbagai karakter yang unik dari masing-masing tradisi bahasa yang diturunkan oleh suku atau bangsa suatu daerah. Hal ini merupakan keunikan dari komunikasi dimana dengan adanya bahasa tersebut menjadi sebuah “fasilitas” untuk memudahkan manusia dalam berinteraksi salah satunya adalah dalam kegiatan komunikasi antarpersonal.

Pada awalnya komunikasi antar personal diartikan sebagai komunikasi lisan antar dua atau lebih individu yang saling bertatap muka (face-to-face). Komunikasi antar personal ini dapat meliputi kegiatan bertukar pesan baik secara lisan, tertulis maupun nonverbal. Komunikasi antar personal juga dapat terjadi dalam beberapa jenis komunikasi lainnya seperti komunikasi organisasi, komuniksi kelompok, komunikasi massa.

Berkomunikasi merupakan hal yang esensial karena dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan inti dari kehidupan manusia. Dapat dikatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat membantu kita untuk menyelesaikan masalah, selain itu komunikasi juga dapat meningkatkan relasi dengan orang lain dalam hubungan personal, koelompok, organisasi, komunitas hingga masyarakat. Dengan komunikasi pula manusia dapat menyelesaikan konflik sengketa dan perbedaan pendapat. Karena itu komunikasi adalah konsekuensial dimana bagi orang-orang yang mempelajari ilmu komunikasi pastilah lebih dapat memahami dan dapat menerapkan teori-teori komuniaksi dalam kehidupannya sehingga komunikasi dapat membawa konsekuensi atau akibat terhadap kehidupan.

Dalam komuniaksi antarpersonal terdapat beberapa mitos yaitu; 
(1) Komunikasi antarpersonal selalu bertatap muka, setiap hari, kita pasti selalu melakukan komunikasi antar personal. Seiring berkembangnya zaman, dan muncul berbagai media baru sehingga mendorong beberapa orang untuk memilik berinteraksi melalui media tanpa bertatap muka, tetapi dalam studi komunikasi antarpersonal, tanpa bertatap muka maka tidak terjadi komunikasi antarpersonal. 
(2) Komunikasi antarpersonal=informasi, manusia berkomunikasi memang pada dasarnya untuk mendapatkan informasi. 
(3) Komunikasi antar personal itu nonverbal, dalam sebuah penelitian olwh Albert Mehrabian bahwa 55% komunikasi manusia dapat dimaknai dari bahasa tubuh, 38% adalah suata dan 7% adalah kata-kata. 
(4) Mkna ada dalam kata, makin banyak kata makin jelas, hal ini berarti bahwa “kata” merupakan penduking dari komunikasi yang terjadi natar manusia. Dalam mendeskripsikan sebuah informasi, untuk memperjelas makna yang dimaksud lebih baik menggunakan lebih banyak kata. Sebagai contoh dalam mendeskripsikan buah apel. Jika hanya dideskripsikan dengan 1 kata yaitu “merah” makan hal ini masih terasa ambigu, tapi jika dideskripsikan dengan 3 kata yaitu “buah” “merah” “bulat” maka akan lebih jelas bahwa itu adalah apel. 
(5) Komunikasi antarpersonal seolah fokus pada fakta, dalam komunikasi antarpersonal tentu saja terjadi pertemuan yang bertatap muka, oleh sebab itu tatap muka yang terjadi merupakan fakta dari sebuah informasi yang didapat. 
(6) Komunikasi antarpersonal ibarat “sugar coat bad news” yaitu bagaimana seorang komunikator dapat mengemas informasi yang disampaikan sebaik mungkin tanpa membuat lawan bicara merasa tidak nyaman. 
(7) Komunikasi antarpersonal, mudah karena terjadi sepanjang waktu, mitos ini mengisyaratkan bahwa komunikasi antarpersonal tidak dapat disepelekan, karena orang-orang terus berubah sepanjang waktu. 
(8) Komunikasi antarpersonal berbasis “commonsense”, komunikasi antarpersonal terjadsi secara masuk akal dan memang merupakan kesadaran individu untuk membangun atau menjaga relasi tersebut. 
(9) Komunikasi antarpersonal merupaka sesuatu yang baik, 
(10) Komunikasi antarpersonal sinonom dengan relasi antarpersonal, 
(11) Komunikasi antarpersonal bukan obat untuk menyembuhakan masalah, 
(12) Komunikasi antarpersonal selalu menguntungkan.


STUDI KOMUNIKASI ANTARPERSONAL

Studi komunikasi antarpersonal berawal sejak tahun 1960-an yaitu melalui pakar ilmu psikologi, sosilogi dan antropologi mulai memperkenalkan area studi baru dalam lingkup studi komunikasi. Pada awal tahun 1970, mulai adanya mata kuliah komuniaksi antarpribadi, studi tentang komunikasi antarpribadi pun terus berkembang ditahun 1970-an ini, dengan munculnya berbagai artikel yaitu tentang sejarah perkembangan komunikasi antarpersonal sebagai ilmu dan penelitian, mengeksplorasi konsep komunikasi antarpersonal, dan ulasan teori-teori Komunikasi anatarpersonal. Pada tahun 1974 The International Communication Association (ICA) menerbitkan jurnnal ke 2. Pada tahun 1974 Gerald R. Miller menarik lesimpulan teoritis dari sebagian besar pengujian dari studi empiris yang dilakukan dari penelitian komunikasi antarpersinal. Sifat jurnal tersebut bersifat empiris karena berorientasi pada solisi terhadap maslah komunikasi anatarpersonal. Lalu secara bertahap terjadilah pergeseran dari “speech journalism” ke penelitian komunikasi antarpersonal. Tahun 1978, Gerald R. Miller dan Art Bochner masing-masing menulis pernyataan dan penilaian mereka tehadap komunikasi antarpersonal dan mereka menawarkan empat pendekatan terhadap komunikasi antarpersonal yaitu; (1) The situational approach, (2) The development approach, (3) The law-governed approach, (4) The rules-governed approach. Sejak saat itu lah mulai tahun 1980 studi tentang komunikasi antarpersonal mulai populer dan mulai merambah ke objek bahasan lain seperti konflik antar personal, komunikasi gender, komunikasi nonverbal, dan lain sebagainya, hingga pada tahun 1990 muncul perkembangan lanjutan dari studi komunikasi antarpersonal yaitu komunikasi keluarga dan komunikasi kesehatan.

Dalam perkembangan studi komunikasi antarpersonl terjadi perdebatan terhadap definisi dari komunikasi antarpersonal. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan persepsi dari masing-masing peneliti dimana dapat dilihat melalui catatan sejarah dari definisi-definisi yang pernah dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Bebee & Redmond (2002), komunikasi antarpersonal terjadi antara orang yang memiliki hubungan dekat. Senlanjutnya definisi yang dikemukakan oleh Trenholm dan Jensen (2008) adalah merupakan komunikasi “diad” yaitu terjadi antara dua orang. Ahli lainnya adalah Guerrero (2007) yang membuat definisi komunikasi antarpersonal adalah setiap pertukaran pesan antar orang-orang tanpa memperhatikan hubungan mereka dan pesan tersebut memiliki atau tidak memiliki maksud tertentu. Dalam definisi ini pun tidak membatasi jumlah orang yang berkomunikasi. Menurut Rollof dan Anastasiou (2001) definisi seharusnya mengatur fokus utama dan batas-batas cakupan komunikasi antarpesonal. Saat ini ketika jumlah penelitian komunikasi antapersonal semakin meningkat, para ahli mulai membuat klasifikasi dari studi tersebut, dengan menekankan beberapa hal yaitu; fungsi, konteks, pengembangan tahapan hubungan, jenis/tipe saluran komunikasi, area/topik utama, dan teori-teori komunikasi.

Dalam studi Komunikasi antarpersonal, terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan komunikasi antarpersonal antara lain;
1.      Percakapan
Percakapan atau “conversation ”. percakapan dianggap sebagai pembicaraan informal yang dilakukan sehari-hari, hanyalah masalah konteks. Sebaliknya percakapan yang terjadi didalam  pertemuan resmi yang formal maka percakapan sangatlah penting untuk menentukan suatu hubungan yang berkelanjutan.
2.      Speech act
Merupakan ucapan yang sengaja dibuat untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan.
3.      Kompetensi Komunikasi
Adalah kemampuan untuk berkomunikasi dalam cara yang diterima secara sosial
4.      Self – disclousure
Proses pembuata wahyu internal tentang diri sendiri bahwa orang lain tidak akan tahu sebaliknya.
5.      Perbedaan Gender
Pria dan wanita yang androgini dalam gaya komunikasi mereka daripada mereka yang bergantung pada gaya stereotip maskulin atau feminim lebih sukses dalam interksi mereka dengan orang lain.
6.      Metakomunikasi
Komunikasi tentang tindakan atau proses berkomunikasi yang berfokus pada isi komunikasi. Dalam metakomunikasi terdapat skema yang memudahkan untuk memahaminya lebih lanjut disebut Johari Window; dimana terdapat 4 jendela yang berguna untuk memvisualisasikan proses pengungkapan diri.
(1) Jendela terbuka bermakna apa yang dapat anda lihat seperti fisik, pekerjaan,
(2) jendela tersembunyi berisi informasi tentang diri anda,
(3) jendela buta berisi apa yang orang lain lihat tentang diri anda,
(4) jendela diketahui mencakup informasi, belum ada yang tahu, informasi sebagai potensi namun belum ditemukan.


Banyak peneliti komunikasi terutama peneliti yang berasal dari AS membagi komunikasi dengan yang disebut konteks atau level komunikasi. Secara historis istilah ini muncul setelah adanya perbedaan pendapat setelah mengamati kesenjangan yang terjadi antara “speech communication” dan komunikasi massa. Akibat dari diskusi ini terbentuk dua aliran besar dimana ada yang menitik beratkan komunikasi kearah humanisme dan bagi yang tidak setuju lebih menganggap komunikasi sebagai ranah praktik. Setelah itu mulau muncul beberapa sub bidang  penelitian seperti komunikasi antarbudaya, komunikasi internasional, hukum komunikasi, dan lain sebagainya. Walzlawick, Beavin, Jackson (1967) mengajukan 3 level komunikasi yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi antarpersonal, dan kelompok. dilihat dari perbedaan tersebut dapat dikatan bahwa level komunikasi menyediakan beberapa cara untuk mengelompokkan teori komunikasi. Menurut Little John, komunikasi sebagai “condition sine qua non” berada dan berperan dalam kehidupan manusia dan tatanan sosial dimana komunikasi tersebut terjadi dalam interpersonal. Antarpersonal kelompok, dan masyarakat. Perdebatan antara “level” dan “konteks” pun tidak pernah berhenti hingga saat ini, tetapi apapun istilahnya, level atau konteks  komunikasi adalah; komunikasi interoersonal, komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi publik, dan komunikasi massa. Dapat tarik kesimpulan bahwalevel atau konteks komunikasi dikelompokkan melalui; (19 Jumlah komunikator dan komunikan, (2) kedekatan fisik, (3) kesegaran unpan balik, (4) JJumlah saluran yang digunakan, (5) Konteks komunikasi langsung, (6) Derajat formalitas, (7) tujuan komunikasi. Jika dilihat dari kriteria yang dipaparkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpersonal perupakan dasar dari komunikasi. Menurut Little John, konteks komunikasi antarpersonal (diad) mempunyai kedudukan dan peranan yang besar dalam terbentuknya semua level komunikasi. Semakin tinggi level komunikasi (semakin melibatkan banyak audience), maka semakin rendah pemanfaatan komunikasi antarpersonal.
Close Comments